Minggu, 07 Maret 2010

Yang Sudah Hilang

“Dan engkau boleh berbuat sekehendak hatimu dengan barang-barang yang kauperoleh – juga hidup dan badanmu sendiri. Semua saja, semua saja yang kauperoleh dengan sah,” pernah sekali Ayah berkata. Suara itu hanya terdengar beberapa detik saja dalam hidup. Getaran suara yang sebentar saja berdengung, takkan terulang lagi. Tapi seperti juga halnya dengan Kali Lusi, yang abadi menggarisi kota Blora, dan seperti kali itu juga, suara yang tersimpan menggarisi kenangan dan ingatan itu mengalir juga – mengalir ke muaranya, ke lautan yang tak bertepi. Dan tak seorang pun tahu kapan laut itu akan kering dan berhenti bertepi. Hilang.

(Yang Sudah Hilang, Cerita Dari Blora, Pramoedya Ananta Toer, 1952)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar